Cara seseorang menggunakan kata-kata dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan banyak informasi psikologis mengenai diri mereka, seperti kepercayaan, ketakutan, pola pikir, hubungan sosial, bahkan kepribadian. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, Psychotextbandung akan membandingkan kata-kata yang ditulis dengan kamus psikologis yang sudah dikategorikan dalam aspek analisis.
Expressive writing adalah salah satu cara menulis mengenai suatu hal yang bersifat emosional tanpa memperhatikan tata bahasa maupun diksi (Pennebaker,1989). Expressive writing menyediakan peluang bagi individu untuk merefleksikan perasaannya lewat gaya penggunaan kata-kata dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, dalam interaksi sosial, peningkatan penyampaian emosi tersebut akan meningkatkan perbaikan dalam stabilitas hubungan. Dalam program ini, expressive writing digunakan sebagai media untuk menyampaikan pikiran atau perasaan yang mendalam mengenai suatu peristiwa ke dalam bentuk tulisan, sehingga dapat memberikan gambaran kepribadian individu.
Kognisi
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu, misalnya: kemampuan untuk mengerti sesuatu konsep, berpendapat, dan menarik kesimpulan. Terhadap hubungan yang amat erat antara perkembangan bahasa dan perilaku kognitif. Taraf-taraf penguasaan keterampilan berbahasa dipengaruhi, bahkan bergantung pada tingkat kematangan dalam kemampuan kognitif. Sebaliknya, bahasa merupakan sarana dan alat yang strategis bagi lajunya perkembangan perilaku kognitif. Vygotsky (1978:80) berpendapat bahwa “perkembangan Bahasa seiring dengan perkembangan kognitif, malahan saling melengkapi, keduanya berkembang dalam satu lingkup sosial”. Perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan. Hal-hal tersebut akan berhubungan dengan perilaku dan perasaan kita. Organ otak merupakan pusat dari fungsi kognitif yang menjadi penggerak aktivitas akal pikiran, sebagai menara pengontrol aktivitas perasaan (afeksi) dan perbuatan (psikomotor). Pengalaman-pengalaman dan nilai-nilai yang diserap oleh seseorang masuk melalui kognisi kemudian mengalami proses internalisasi sehingga dapat menimbulkan sikap maupun perbuatan. Aspek kognitif menjadi hal utama sebab keberhasilan dalam mengembangkan aspek kognitif dapat menentukan keberhasilan dalam aspek-aspek lainnya.
Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dimana sosialisasi menjadi norma dan nilai-nilai menghasilkan kesepakatan, atau konsensus mengenai perilaku dan keyakinan yang dianggap sesuai. Orang lain merupakan sarana agar terjadi keikatan yang kokoh dalam membangun suatu masyarakat. Ada dua kategori dalam sosial yang menekankan pada jaringan hubungan sosial dan menekankan pada karakteristik yang melekat pada diri individu yang terlibat dalam interaksi sosial. Modal sosial sangat diperlukan oleh masyarakat agar terjaga kelangsugan hidupnya dalam menghadapi gelombang yang dasyat dalam era teknologi informasi. Penggunaan analisis berbasis kata-kata untuk memahami manusia dalam sudut pandang ilmu sosial telah membantu untuk memberikan pemahaman lebih baik di luar laboratorium dan dalam konteks dunia nyata/ keseharian (Boyd & Pennebaker, 2015). Dalam konteks aspek sosial, wanita lebih sosial dibandingkan pria, hal ini dilihat dari penggunaan kata yang berhubungan dengan orang ketiga (Pennebaker, 2017). Kemampuan untuk menggunakan fungsi kata menunjukkan kemampuan sosial, dimana orang yang memilki sosial yang tinggi cenderung menggunakan kata ganti (Pennebaker, 2017). Jumlah kata menjelaskan tingkat dominasi dan keterikatan seseorang dalam percakapan (Tausczik & Pennebaker, 2010).
Emosi
Emosi sangat erat hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusia. Emosi adalah keadaan batin manusia yang berhubungan erat dengan rasa senang, sedih, gembira, kasih sayang dan benci. Kedewasaan seseorang dapat dilihat dari cara seseorang dalam mengendalikan emosi. Jika orang pandai mengendalikan emosinya, maka semua tindakan yang dilakukannya bukan hanya menegndalikan doorngan nafsu, melainkan menggunakan akal sehatnya. Conceptual Act Theory (CAT) menunjukkan bahwa bahasa dan emosi memiliki hubungan yang tdak dapat dipisahkan. Dalam hal ini, bahasa memiliki peran untuk mendukung pengetahuan konseptual yang digunakan untuk memberikan makna bagi sensasi fisik dan respon atas lingkungan (Lindquist, MacCormack, & Shablack, 2015). Konstruk emosi hanya diwakili oleh kata-kata yang mengandung konsep emosi (anger, disgust, fear, etc.) di dalamnya dan tidak menggunakan kategori kata-kata lain yang mungkin berkonotasi dan mengandung emosi (berhubungan dengan love) (Lindquist, MacCormack, & Shablack, 2015).
Motivasi
Dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat sesuatu dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya disebut motif. Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait mengkait dengan faktor-faktor lain. Hal ini yang dapat mempengaruhi motif yang disebut motivasi. Adapun motivasi ada yang bersifat internal, ekternal, ataupun inetraksi antara keduanya. Motivasi yang sifatnya eksternal terkait dengan pengaruh atau eksistensi orang lain di luar diri individu. Motivasi memiliki 3 aspek, yaitu keadaan terdorong dalam diri, perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini, dan sasaran yang dituju oleh perilaku tersebut. Siagian (1995:137)menyatakan bahwa motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengansituasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalamkekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seeorang dalam menghadapi situasitertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama.Bahkan situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Individu-individu yang termotivasi tetap bertahan pada pekerjaan cukup lama untuk mencapai tujuan mereka.
Dr. Henndy Ginting, Psikolog.
Doktoral di bidang sosial, Behavioral Science Institute, Radboud University, Nijmegen, Netherland. Saat ini mengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung. Berpengalaman dalam bidang kepemimpinan, manajemen organisasi, dan perilaku organisasi. Lebih dari 19 tahun mengajar psikodiagnostik [asesmen proyektif (i.e., drawing, graphology), asesmen tes objektif (i.e., MBTI, EAS), dan asesmen perilaku (i.e., assessment center, DiSC)].
Dr. Ir. Yuni Ros Bangun, MBA.
Doktor dalam bidang Manajemen dan Bisnis, DMB IPB, Bogor. Bekerja sebagai Associate Professor di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung. Berpengalaman dalam bidang perilaku organisasi, kepemimpinan, Strategic Change Management, business strategy, human capital, corporate culture, organizational capability, organizational health dan konsultan di bidang bisnis manajemen. Fokus penelitian saat ini yaitu pengaruh emotional iintelligence terhadap performa karyawan di konteks budaya Indonesia.
Stella Sriwulandari, M.Psi., Psikolog
Stella Sriwulandari, M.Psi., Psikolog merupakanpsikolog klinis yang berfokus pada pengukuranpsikologi, perubahan perilaku danpengembangan alat ukur,
Bonita Lee
Bonita Lee merupakan seorang metodolog dalam penelitian sosial. Fokus penelitiannya adalah kognisi dan budaya (termasuk value, self dan identitas, serta kesejahteraan manusia), terutama dalam konteks cyber-space.
Annisa Fitria, M. Psi, Psikolog
Annisa Fitria, M. Psi, Psikolog merupakanpsikolog klinis yang berfokus padapengembangan diri individu dalam ranah sosialbudaya.
Lysa Novianti, S. Psi.
Lysa Novianti, S. Psi. merupakan praktisi dan peneliti perilaku pasar dan branding dalam konteks budaya. Saat ini, ia memfokuskan penelitiannya pada perilaku pasar tenaga kerja, terutama dalam keadilan upah pegawai.
Apa itu psychotextbandung
Cara seseorang menggunakan kata-kata dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan banyak informasi psikologis mengenai diri mereka, seperti kepercayaan, ketakutan, pola pikir, hubungan sosial, bahkan kepribadian. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, psychotextbandung akan membandingkan kata-kata yang ditulis dengan kamus psikologis yang sudah dikategorikan dalam aspek analisis.
Kata
psychotextbandung memiliki lebih dari 21.533 kata dan akan terus bertambah banyak.
Kategori Kata
Secara akurat, sistem akan membandingkan kata yang diinput dengan kategori analisis yang sudah ditentukan. Kategori analisis ditentukan berdasarkan jenis kata dan makna-makna psikologis.
Aspek Psikologis
Setelah ditentukan kategori kata, maka sistem akan memberikan analisis psikologis yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.